DALIL MENCINTAI DAN MEMBELA HABAIB (KETURUNAN RASULULLAH SAW)
Sering kita
jumpai akhir-akhir ini kelompok Salafi yang kian gencar menghujat
Habaib, keturunan Rasulullah Saw, khususnya Ustadz Yazid Jawaz (Salah
satu bukunya yang berjudul “Mulia Dengan Manhaj Salaf” telah dibantah oleh Habib Muhammad Rizieq bin Husein bin Muhammad Shihab, Lc).
Sangat perlu bagi saya menyampaikan
dalil-dalil masalah ini, sebab saya yang sangat bersyukur dengan langkah
para Habaib yang membimbing umat, seperti Habib Taufiq Assegaf, Habib
Mundzir al-Musawa, Habib Syech dan habib-habib lainnya, namun
beliau-beliau difitnah, dituduh hal-hal yang tidak baik dan seterusnya.
Dalam hadis sahih Rasulullah berkhutbah
yang isinya diantaranya berpesan untuk berpegang teguh terhadap keluarga
Nabi Saw yang tidak lain adalah keturunan beliau:
« يَا
أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّى قَدْ تَرَكْتُ فِيكُمْ مَا إِنْ أَخَذْتُمْ بِهِ
لَنْ تَضِلُّوا كِتَابَ اللَّهِ وَعِتْرَتِى أَهْلَ بَيْتِى » (رواه
الترمذى وحسنه)
“Wahai manusia, sungguh aku tinggalkan
untuk kalian ‘sesuatu’ yang jika kalian berpegang kepadanya tidak akan
tersesat, yaitu al-Quran dan keluargaku” (HR Turmudzi, ia menilainya
hasan)
Bahkan ulama Wahabi menilainya sahih!
قَالَ الشَّيْخُ اْلأَلْبَانِي : صَحِيْحٌ (سنن الترمذي – ج 5 / ص 662)
“Syaikh Albani berkata: Sahih!” (Sunan at-Turmudzi 5/662)
Al-Mubarakfuri menjelaskan maksud hadis tersebut:
قَالَ
الْقَارِي وَالْمُرَادُ بِالْأَخْذِ بِهِمْ التَّمَسُّكُ بِمَحَبَّتِهِمْ
وَمُحَافَظَةُ حُرْمَتِهِمْ وَالْعَمَلُ بِرِوَايَتِهِمْ وَالِاعْتِمَادُ
عَلَى مَقَالَتِهِمْ (تحفة الأحوذي – ج 9 / ص 203)
“al-Qari berkata: Yang dimaksud
berpegang kepada mereka adalah mencintai mereka, menjaga kehormatannya,
mengamalkan riwayatnya dan berpegang pada perkataannya” (Tuhfat
al-Ahwadzi Syarah Sunan Turmudzi 9/203)
Tidak hanya berpegang terhadap para keturunan Rasulullah, namun juga perintah mencintai keluarga Nabi Saw:
عَنِ ابْنِ
عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « أَحِبُّوا
اللَّهَ لِمَا يَغْذُوكُمْ مِنْ نِعَمِهِ وَأَحِبُّونِى بِحُبِّ اللَّهِ
وَأَحِبُّوا أَهْلَ بَيْتِى لِحُبِّى ». (رواه الترمذى)
“Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa
Rasulullah Saw bersabda: Cintailah Allah karena Allah telah memberi
nikmat kepada kalian. Cintailah Aku karena cinta kepada Allah dan
Cintailah keluargaku karena cinta kepadaku”
Terkait derajat hadis ini, Syaikh al-Munawi berkata:
(رَوَاهُ
التُّرْمُذِى) فِي الْمَنَاقِبِ (وَالْحَاكِمُ) فِي فَضَائِلِ أَهْلِ
الْبَيْتِ (عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ) وَصَحَّحَاهُ وَأَقَرَّهُ الذَّهَبِي فِي
التَّلْخِيْصِ وَقَوْلُ ابْنِ الْجَوْزِي هُوَ غَيْرُ صَحِيْحٍ وَهَمُوْهُ
فِيْهِ نَعَمْ فِيْهِ عَبْدُ اللهِ بْنُ سُلَيْمَانَ النَّوْفَلِي قَالَ
فِي الْمِيْزَانِ فِيْهِ جَهَالَةٌ مَّا ثُمَّ أَوْرَدَ لَهُ هَذَا
الْحَدِيْثَ وَلَمْ يَرْمُزِ الْمُصَنِّفُ رَحِمَهُ اللهُ لَهُ بِشَئْ.ٍ
(فيض القدير – ج 1 / ص 231)
“HR Turmudzi dalam Bab al-Manaqib dan
al-Hakim dalam Bab Fadlail Ahli Bait dari Ibnu Abbas, keduanya menilai
sahih dan disetujui oleh adz-Dzahabi dalam Talkhis. Sedangkan perkataan
Ibnu al-Jauzi ‘hadis ini tidak sahih’adalah sangkaan mereka saja dalam
hadis ini. Namun di dalamnya terdapat perawi Abdullah bin Sulaiman
an-Naufali, yang dikomentari oleh al-Hafidz Ibnu Hajar dalam Mizan
al-I’tidal: ‘Ia majhul’, lalu Ibnu Hajar menampilkan hadis ini. Dan
Mushannif (al-Hafidz as-Suyuthi) tidak mengisyaratkan sedikitpun
terhadap hadis ini” (Faidl al-Qadir 1/231).
Ahlul Bait Mendapat Do’a Rasulullah SAW
قَالَتْ
عَائِشَةُ خَرَجَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- غَدَاةً وَعَلَيْهِ
مِرْطٌ مُرَحَّلٌ مِنْ شَعْرٍ أَسْوَدَ فَجَاءَ الْحَسَنُ بْنُ عَلِىٍّ
فَأَدْخَلَهُ ثُمَّ جَاءَ الْحُسَيْنُ فَدَخَلَ مَعَهُ ثُمَّ جَاءَتْ
فَاطِمَةُ فَأَدْخَلَهَا ثُمَّ جَاءَ عَلِىٌّ فَأَدْخَلَهُ ثُمَّ قَالَ
(إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ
وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا) – (رواه مسلم)
“Aisyah berkata: Suatu pagi Rasulullah
Saw keluar dengan membawa selimut yang berukir terbuat dari bulu hitam,
lalu Hasan bin Ali datang, kemudian Rasulullah memasukkan ke dalamnya.
Lalu Husain bin Ali datang, kemudian Rasulullah memasukkan ke dalamnya.
Lalu Fatimah datang, kemudian Rasulullah memasukkan ke dalamnya. Lalu
Ali datang, kemudian Rasulullah memasukkan ke dalamnya. Rasulullah
kemudian membaca ayat: “Sesungguhnya Allah bermaksud hendak
menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu
sebersih-bersihnya. (al-Ahzab: 33)” (HR Muslim).
Dalam hadis sahih lain:
عَنْ
عُمَرَ بْنِ أَبِى سَلَمَةَ رَبِيبِ النَّبِىِّ –صلى الله عليه وسلم- قَالَ
لَمَّا نَزَلَتْ هَذِهِ الآيَةُ عَلَى النَّبِىِّ –صلى الله عليه وسلم-
(إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ
وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا) فِى بَيْتِ أُمِّ سَلَمَةَ فَدَعَا فَاطِمَةَ
وَحَسَنًا وَحُسَيْنًا فَجَلَّلَهُمْ بِكِسَاءٍ وَعَلِىٌّ خَلْفَ ظَهْرِهِ
فَجَلَّلَهُمْ بِكِسَاءٍ ثُمَّ قَالَ « اللَّهُمَّ هَؤُلاَءِ أَهْلُ
بَيْتِى فَأَذْهِبْ عَنْهُمُ الرِّجْسَ وَطَهِّرْهُمْ تَطْهِيرًا » (رواه
الترمذى)
“Diriwayatkan dari Umar bin Abi Salamah,
anak istri Nabi Saw, ia berkata: Ketika ayat ini turun: “Sesungguhnya
Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan
membersihkan kamu sebersih-bersihnya. (al-Ahzab: 33)” di rumah Ummi
Salamah, maka Rasulullah memanggil Fatimah, Hasan dan Husain, kemudian
menutupi mereka dengan selimut, Ali di belakangnya lalu ditutupi dengan
selimut, Nabi berdoa: “Ya Allah, mereka inilah Ahli Bait-ku. Hilangkan
dosa dari mereka, dan bersihkanlah mereka dengan sebersih-bersihnya” (HR
at-Turmudzi).
Dari hadis ini dapat diketahui bahwa:
(1) Ahlu Bait adalah keturunan Sayidah Fatimah, baik dari keturunan
Sayidina Hasan maupun Sayidina Husain (ket. Kitab Bughyah). (2)
Keturunan Rasulullah Saw memiliki keistimewaan yang telah didoakan oleh
Nabi Muhammad Saw.
Sementara orang-orang yang anti Habaib,
justru tidak jelas keturunannya, lalu mengapa mereka masih sering
menghujat para dzurriyah Rasulullah Saw?
Oleh: Ustadz Ma’ruf Khozin (Mantan Ketua LBM NU Surabaya)
EmoticonEmoticon