SHALAT BERHADIAH ALA GUS MIEK (KH. HAMIM DJAZULI)
3
PREMAN TANJUNG PRIOK ITU BERTAUBAT DI
TANGAN GUS MIEK YANG SUDAH 3 TAHUN
WAFAT!!
TANGAN GUS MIEK YANG SUDAH 3 TAHUN
WAFAT!!
Tak ada habisnya kalau kita membicarakan wali
nyentrik satu ini, Gus Miek kyai nyeleneh yang
mendapat sorotan banyak manusia. Ustadz
Hamim Jazuli dari Tegal berkisah yang
didengarnya dari Ustadz Suhaimi, salah seorang
alumni PP. al-Falah Ploso Kediri, saat acara Halal
Bihalal di aula gedung Asrama Brimob Cipinang.
Beliau berbicara mengenai kisah 3 orang preman
yang bertaubat.
Di daerah Tanjung Priok pada tahun 1996, ada 3
orang preman yang kerjaannya cuma memalak
setiap kendaraan truck kontainer yang hendak
masuk pelabuhan. Setelah itu mereka akan
menggunakan uang hasil palakannya itu untuk
mabuk-mabukkan, main perempuan atau
berjudi.
Hingga pada suatu hari datanglah seorang pria
mengenalkan dirinya bernama Gus Miek. Lantas
pria itu berbicara kesana-kemari tentang banyak
hal, mulai dari masalah politik, ekonomi hingga
menyentuh masalah agama. Begitu lembut dan
inteleknya pria itu berbicara, hingga akhirnya
ketiga preman ini tertarik dan mulai suka
dengannya. Apalagi pria itu orangnya asyik diajak
gaul ala preman dan suka traktir makan, minum
dan rokok.
Hingga akhirnya masuk waktu shalat Dzuhur,
lantas Gus Miek mengajak ketiga preman itu
untuk ikut shalat. Pada mulanya mereka
menolak, tapi Gus Miek merayunya dengan
iming-iming barangsiapa yang mau shalat
dengannya, maka akan dikasih uang Rp. 50.000.
Maka walaupun terpaksa akhirnya ketiga preman
ini mau ikut shalat di belakang Gus Miek, tentu
saja niatnya demi mendapat uang.
Begitulah setiap waktu shalat, pasti mereka
shalat berjamaah bersama teman barunya, Gus
Miek. Kejadian ini berlangsung hingga 3 bulan
lamanya. Hingga pada akhirnya ada kesadaran
tersendiri bagi tiga preman itu untuk shalat,
apalagi Gus Miek juga mengajarkan masalah
agama yang selama ini belum pernah mereka
dengar.
Dan memasuki bulan ke-4, Gus Miek sudah tidak
menemui 3 preman tersebut. Tentu saja mereka
kalang kabut, karena sudah terbiasa shalat
berjamaah bersama Gus Miek. Mulai ada
kerinduan dari ketiga preman itu akan sosok pria
misterius yang selama ini selalu mengajak
mereka kepada kebaikan dan mengajarkan
mereka tentang masalah agama.
Rupanya tingkah mereka menarik perhatian
Ustadz Suhaimi yang ketika itu baru pulang dari
acara Maulid di Masjid Luar Batang. Lalu sang
ustadz menghampiri mereka di teras masjid dan
menanyakan banyak hal. Kemudian 3 preman itu
bercerita tentang perjumpaan mereka dengan
seorang pria misterius yang membuat mereka
akhirnya mulai mendalami masalah agama.
Betapa kagetnya Ustadz Suhaimi ketika
mendengar nama Gus Miek disebut oleh mereka.
Lantas sang ustadz yang saat itu membawa buku
saku tentang Dzikrul Ghofilin memperlihatkan
foto seorang ulama kepada ketiga preman itu:
“Apakah pria misterius itu seperti orang ini?”
Dengan nada heran, preman itu menjawab: “Iya
benar. Apakah Ustadz kenal dengan dia?”
Ustadz Suhaimi menjawab: “Bukan kenal lagi, ini
guru saya. Beliau seorang ulama besar yang
merupakan seorang waliyullah. Dan beliau sudah
wafat 3 tahun yang lalu.”
Seperti tersambar petir, terkejut bukan kepalang
tiga preman ini mendengar penjelasan Ustadz
Suhaimi. Jadi selama ini mereka mendapat
pencerahan dari seorang ulama besar,
waliyullaah masyhur, yang sudah lama wafat.
Menangislah mereka sambil menciumi tangan
Ustadz Suhaimi sambil menyatakan keinginan
mereka untuk bertaubat dan meminta beliau
mau mengajari mereka tentang masalah agama.
Akhirya sang ustadz pun menyanggupinya dengan
berurai air mata.
Kisah ini mengandung pelajaran, bahwa Allah
memberikan hidayah kepada siapa saja yang Ia
kehendaki. Dan juga mengajarkan bahwa para
wali Allah itu tiadalah bagi mereka mati, jasad
boleh mati tapi dakwah mereka akan tetap hidup
kapan pun dan di manapun. Wallahu A’lam.
EmoticonEmoticon