KAMUS KITAB KUNING / ISTILAH ISTILAH DALAM KITABB KUNING
-
اَلطَّهَارَةُ
|
: Menghilangkan hadats atau najis atau perbuatan yang searti dengan keduanya seperti tayammum.
|
اَلْمَاءُ المُطْلَقُ
|
: Air yang tidak terikat dengan nama tertentu yang selalu melekat.
|
اَلْمُسْتَغْنَى عَنْهُ
|
: Benda-benda yang bisa terhindar dari air, seperti lumut.
|
اَلتّغَيَّرُ الْحسّيُّ
|
: Perubahan sifat-sifat air yang dapat dilihat.
|
التَّغيُّر التَقْديْريّ
|
: Perubahan pada air yang tidak yang dapat dilihat.
|
المُخَالطُ
|
: Benda yang campur dengan air (tidak bisa dipisahkan).
|
المجور
|
: Benda yang tidak larut dalam air (Bisa dipisahkan atu dibedakan dengan air).
|
المائع
|
: Barang cair.
|
الجامد
|
: Bukan benda cair.
|
مَاءُ الثّلْجِ
|
: Air yang turun dari langit dalam keadaan cair kemudian setelah sampai di bumi menjadi beku.
|
مَاءُ الْبَرَدِ
|
: Air yang turun dari langit dalam keadaan membeku kemudian setelah jatuh ke bumi menjadi cair.
|
v Wudlu’
الوُضُوءُ
|
: Nama dari perbuatan-perbuatan tertentu yang terdiri dari rukun, syarat, kesunnahan dan hal-hal yang dimakruhkan.
|
الوَضُوءُ
|
: Air yang disediakan untuk wudlu’.
|
اَلْمُحْدِثْ
|
: Orang yang mempunyai hadats.
|
الْكَشْفِيَّةِ
|
: Rambut yang tebal.
|
الخَفيْفَةُ
|
: Rambut tipis.
|
الشّكُّ
|
: Kebimbangan yang didasar-kan bukti.
|
إطالَةُ الغُرَّةِ
|
: Menambah basuhan pada muka melebihi kewajiban.
|
إطالَةُالتََّحْجِيْلِ
|
: Berarti menambah basuhan pada kaki dan tangan, melebihi kewajiban yang ada.
|
الوَسْوَسُ
|
: Kebimbangan mengikuti kata hati tanpa dasar atau bukti.
|
v Ghuslu (Mandi)
الغُسْلُ
|
: Mengalirkan air ke seluruh tubuh dengan disertai niat tertentu.
|
الغِسْلُ
|
: Perkara yang dicampurkan ke dalam air yang digunakan untuk mandi seperti daun, sabun dll.
|
المَنِي المُسْتَحْكِم
|
: Mani yang keluar secara normal.
|
المَنِي غَيْرُ المستحكم
|
: Mani yang keluar secara tidak normal/sakit seperti ketika kantong sperma pecah.
|
الدَّلْكُ
|
: Menggosok anggota badan ketika mandi.
|
الْحَيْضُ
|
: Darah yang keluar dari farji
(Vagina) wanita yang sudah berumur sembilan tahun atau kurang sedikit
(Kurang 16 hari) tidak karena sakit dan tidak karena baru melahirkan.
|
الإتِّصالُ المُعْتادُ
|
: Terus menerus mengeluar-kan darah, yaitu sekira kapas dimasukkan ke dalam farji (vagina) masih ada darahnya.
|
النِّفاسُ
|
: Darah yang keluar dari farji (vagina) wanita setelah melahirkan.
|
الإسْتِحاضَةُ
|
: Darah yang keluar dari farji (vagina) wanita selain haidl & nifas.
|
v Najasah
النَّجاسَةُ
|
: Benda-benda menjijikkan yang mencegah sahnya sholat ketika tidak ada hal-hal yang meringankan.
|
رُطوْبَةُ الْفرْجِ
|
: Cairan (keringat) vagina.
|
النَّجاسَةُ الْعَيْنِيَّةُ
|
: Najis yang dapat dilihat, dirasa dan di cium.
|
النجاسة الحكمية
|
: Najis yang tidak bisa dideteksi oleh panca indra.
|
النَّجاسَة المُخَفَّفَةُ
|
: Najis yang berupa air kencing anak laki-laki di bawah usia dua tahun yang hanya mengkonsumsi ASI dan obat-obatan.
|
النَّجاسَةُ المُغَلَّظَةُ
|
: Najis babi atau anjing atau keturunan kedua binatang tersebut.
|
النَّجاسَة المتوسطة
|
: Najis selain mugholladzoh dan mukhoffafah.
|
عُمُومُ الْبَلْوَىُ
|
: Kejadian yang sering terjadi dan sulit untuk dihindari.
|
v Tayammum
الْفَقْدُ الشَّرْعِىّ
|
: Menemukan air dan memung kinkan untuk memakainya, namun dilarang oleh syara’.
|
الفَقْدُ الْحِسّىِّ
|
: Tidak adanya air.
|
التُّرَابُ المُسْتَعْمَلُ
|
: Debu yang telah digunakan untuk mengusap anggota tayyamum baik yang masih melekat pada anggota atau sudah rontok.
|
حَدُّ الْغَوْثِ
|
: Batas kewajiban mencari air, dengan kira-kira hentakan anak panah.
|
حدُّ الْقُرْبِ
|
: Batas diwajibkan mencari air.
|
حدُّ البُعْدِ
|
: Batas tidak wajib mencari air meskipun ada air.
|
فاقدُ الطّهُورَيْنِ
|
: Orang yang tidak menemukan dua alat bersuci (air & debu)
|
الْجبيرة
|
: Bambu yang digunakan sebagai penutup luka.
|
العِصابَةُ
|
: Pembalut luka
|
الغبار
|
: Debu halus.
|
v Sholat
الفَجْرُ الصَّادِقِ
|
: Fajar yang sinarnya melintang dari utara ke selatan di ufuk sebelah timur.
|
الفجر الكاذب
|
: Fajar yang keluar sebelum fajar shodiq, namun sinarnya membujur ke atas.
|
الوُجوْبُ المُوَسَّعُ
|
: Wajib yang masih panjang atau lama waktunya.
|
الرَوَاتِبُ
|
: Sholat sunnah yang mengikuti sholat fardlu.
|
الرواتب المؤكد
|
: Sholat sunnah yang waktunya mengikuti sholat fardlu dan dijadikan runtinitas oleh Nabi.
|
النَفْلُ المُطْلَقُ
|
: Sholat sunnah yang tidak mempunyai sebab dan tidak ditentukan waktunya.
|
المَأموْمُ المُوافِقُ
|
: Ma’mum yang menemukan waktu yang cukup untuk membaca Al-Fatihah.
|
بَطِئُ القِرَاءةِ
|
: Orang yang lambat bacaannnya.
|
نية المفارقة
|
: Niat untuk berpisah dengan imam.
|
بَلَدُ الجُمْعَةِ
|
: Tempat pemukiman Ahlu Jum’at baik berupa balad, qoryah atau mishir.
|
البَلَدُ
|
: Pemukiman yang terdapat salah satu dari hakim syar’i, polisi atau pasar.
|
القَرْيَةُ
|
: Pemukiman yang tidak terdapat hakim syar’i, polisi dan pasar.
|
المِصْرُ
|
: Pemukiman yang terdapat hakim syar’i, polisi, pasar.
|
سورُ البَلدِ
|
: Batas balad (Desa).
|
v Janazah
الجَنازَةُ
|
: Mayat yang ada dalam keranda.
|
الجِنازَةُ
|
: Keranda mayat.
|
أهْلُ الفَرْضِ
|
: Orang yang berkewajiban sholat janazah dan dapat menggugurkan kewajiban.
|
السّقْطُ
|
: Orok yang keluar sebelum masa enam bulan.
|
الشّق
|
: Liang cempuri.
|
اللحد
|
: Liang lahat.
|
النّوح / النِّياحة
|
: Menyebut-nyebut kebaikan mayat dengan suara keras, yang menimbulkan kesan tidak rela atas kepergiannya.
|
التّعزية
|
: Melayat dengan disertai nasihat untuk bersabar atas musibah.
|
الشّهيد
|
: Orang yang mati syahid.
|
v Zakat
النصاب
|
: Batas (ukuran) kewajiban mengeluarkan zakat.
|
الحول
|
: Satu tahun penuh, sebagai batas waktu mengeluarkan zakat.
|
القوت
|
: Bahan makanan pokok.
|
الفقراء
|
: Orang yang tidak mempunyai harta dan pekerjaan yang mencukupi kehidupannya.
|
المساكين
|
: Orang yang mempunyai harta namun belum mencukupi kebutuhan secara sempurna.
|
العامل
|
: Orang yang diangkat Imam untuk mengurusi zakat.
|
الغريم
|
: Orang yang hutang karena ada hal yang dibenarkan syara’.
|
المؤلّف
|
: Orang yang baru masuk Islam dan masih lemah imannya.
|
التّجارة
|
: Berdagang dengan tujuan mendapatkan laba dengan disertai niat.
|
ابن السّبيل
|
: Orang yang melewati baladuz zakat dengan perjalanan yang diperbolehkan oleh syara’.
|
سبيل الله
|
: Pasukan perang yang tidak tercatat dalam buku daftar tentara yang mendapatkan gaji.
|
المعدن
|
: Harta tambang berupa emas dan perak.
|
الرّكاز الجاهِليّة
|
: Harta yang disembunyikan di dalam tanah oleh orang-orang jahiliyah
|
المُعْسِرُ
|
: Orang yang tidak mempunyai kelebihan untuk makan dirinya dan keluarganya di waktu siang dan malam.
|
v Shoum
الصّوم
|
: Menahan diri dari sesuatu yang membatalkan puasa mulai Shubuh sampai Maghrib dengan niat tertentu.
|
السَحور
|
: Makan ketika sahur
|
تَبْيِيتُ النّيَةِ
|
: Melakukan niat di malam hari.
|
اليَوْمُ الشّكُّ
|
: Tanggal 30 Sya’ban.
|
العاشُوراء
|
: Hari ke 10 atau tanggal 10 bulan Muharrom.
|
اليوْمُ البيض
|
: Hari atau tanggal ke 13, 14, 15 setiap bulan.
|
اليَوْم التّشْرِيكُ
|
: Tiga hari setelah hari raya Qurban (tanggal 11, 12 dan 13 Dzul Hijjah).
|
الوِصال
|
: Puasa dua hari ke atas dan malamnya tanpa makan dan minum.
|
النُّخامَة
|
: Dahak yang berasal dari otak atau perut.
|
المشقة الشديدة
|
: Kepayahan yang berat sampai batas diperbolehkan bertayamum.
|
المرض اليسير
|
: Sakit yang ringan sehingga belum diperbolehkan tayamum.
|
الفدية
|
: Denda sebab tidak melakukan puasa berupa satu mud (sekitar 7 ons) dari makanan pokok.
|
الكفارة
|
: Denda sebab menyalahi aturan puasa dengan sebab jima’ (bersetubuh).
|
الثقب
|
: Lubang yang sangat kecil yang berada dikulit dan tidak bisa dilihat (pori-pori)
|
v Haji
الحَجّ
|
: Ibadah menuju Baitu Allah dalam rangka mengerjakan rangkaian manasik.
|
التّمتُّع
|
: Haji dengan cara menyelesaikan ibadah haji terlebih dahulu kemudian baru melaksanakan ihram umrah.
|
الإفراد
|
: Melaksanakan ihram umrah terlebih dahulu kemudian baru melaksanakan ihram haji.
|
القِرَنُ
|
: Melakukan ihram haji dan umrah secara bersamaan.
|
المَرْمى
|
: Lubang tempat berkumpulnya kerikil pelempar jumrah.
|
طواف إفاضة
|
: Thawaf yang dilakukan setelah wuquf.
|
طواف قدوم
|
: Thawaf yang dikerjakan saat datang ke Makkah.
|
طواف وداع
|
: Thawaf yang dikerjakan karena pergi meninggalkan mekkah.
|
التَّحلّلُ الأوّلُ
|
:
Perbuatan yang mengakibat-kan diperbolehkan melakukan semua
larangan ihram kecuali nikah dan bersetubuh dengan mengerjakan dua
diantara tiga perbuatan, yaitu; Melempar jumrah pada tanggal 10
Dzulhijjah, Mencukur rambut paling sedikit tiga helai dan Thawaf
Ifadloh.
|
التّحلُّل الثّانى
|
: Melakukan satu perbuatan lagi diantara tiga perbuatan yang dilakukan, maka ia bebas dari semua larangan ihram.
|
لُبْسُ المَحيْطِ
|
: Memakai sesuatu yang melingkari badan dengan cara dijahit, ditenun.
|
دَمُ التّرْتِيبُ
|
: Denda yang wajib dilaksanakan dengan cara menyembelih hewan yang memenuhi syarat qurban.
|
دم التّخْيِيرُ
|
: Denda yang boleh diganti dengan yang lain meskipun bisa menemukannya.
|
دمُ التّعْدِيلِ
|
: Denda yang diganti dalam bentuk bahan makanan yang dibeli dengan nilainya hewan yang wajib di bayar.
|
v Jual Beli (Bai’)
البَيْعُ
|
: Melakukan akad untuk memilikkan barang dengan menerima harga atas dasar saling ridlo atau ijab qobul pada dua jenis harta.
|
الثَّمَنُ
|
: Harga (mata uang) yang disepakati oleh kedua pihak.
|
المالُ
|
: Sesuatu yang bisa dimiliki barangnya.
|
المُتَموَّلُ
|
: Sesuatu yang punya nilai.
|
خيارُ المَجْلِسُ
|
: Waktu terbatas yang diperbolehkan menetukan dua pilihan.
|
خيار الشرْط
|
: Kesepakatan dua belah pihak atas waktu (3 hari) untuk menentukan pilihan antara meneruskan atau membatalkan transaksi.
|
خِيارُ العَيْب
|
: Hak pilih untuk mengembali-kan barang yang disebabkan aib (cacat).
|
العَقْد الفاسِدُ
|
: Akad yang rusak.
|
الفَسْخُ
|
: Membatalkan transaksi.
|
ثمن المثل
|
: Harga yang berlaku pada sebuah tempat dan waktu.
|
العَقْد الجائزُ مِن الطّرَفَيْن
|
: Akad yang mana kedua belah pihak boleh membatal-kan transaksi kapan saja.
|
العقْد اللازِمُ مِن الطّرَفَيْن
|
: Akad dimana kedua pihak boleh membatalkan transaksi.
|
العَقدُ اللازِمُ من احدها
|
: Akad dimana salah satu kedua pihak boleh meng-gagalkan.
|
العَقدُ اللازِمُ من احدها مع اختِلافٍ في الأخَرِ
|
: Akad dimana kedua pihak boleh menggagalkan dan pihak yang lain masih dipersilisihkan.
|
بيعُ المُعاطَة
|
: Transaksi Jual beli tanpa menggunakan ijab qobul.
|
بيْعُ الإسْتِجْرارِ
|
: Transaksi jual beli dengan cara pembeli mengambil barang sedikit demi sedikit.
|
بيع المُرابَحة
|
: Menjual barang dengan harga yang lebih tinggi dari harga pembelian.
|
بيع الدّين بِالدّيْن
|
: Menjual tanggungan dengan tanggungan lain.
|
بيعُ العَرايا
|
: Menjual anggur atau kurma yang masih di atas pohon dengan anggur atau kurma yang kering.
|
بيع المَلاقِيح
|
: Menjual janin dalam kandungan.
|
بيع حَبْلِ الحبَلة
|
: Menjual anak dari anaknya binatang yang akan dilahirkan.
|
بيع الصّرف
|
: Menjual mata uang dengan mata uang.
|
تَفْرِيق الصّفْقَة
|
: Menjual dua benda yang sah dijual dan benda yang tidak sah dijual secara bersmaan, dalam satu akad.
|
v Macam-Macam Riba
رِبا الفَضْل
|
: Penjualan barang ribawi dengan ada kelebihan tsaman atau mabi’.
|
ربا اليد
|
: Penjualan barang ribawi tanpa ada penyerahan dari kedua belah pihak.
|
ربا النّساء
|
: Penjualan barang ribawi dengan tempo.
|
رِبا القَرْْضِ
|
: Hutang dengan mensyarat-kan keuntungan bagi pemberi piutang.
|
v Hijr
الحِجْر
|
: Pencegahan penggunaan harta.
|
أهْلِيّةُ التَبرُّع
|
: Orang yang berhak meng-gunakan harta untuk hal-hal yang tidak ada gantinya.
|
المُفْلِس
|
: Orang yang punya hutang banyak.
|
التَبْذيْرُ
|
: Menggunakan harta bukan pada tempatnya.
|
الرُشْدُ
|
: Pandai dalam penggunaan harta dan melaksanakan segala tuntunan agama.
|
السفيه
|
: Lemah IQ-nya.
|
اتِحادُ القابِضِ والمُقْبِض
|
: Berstatus sebagai penerima dan sekaligus menyerahkan.
|
v Shuluh (Perdamaian)
الصُلْحُ
|
: Perdamaian.
|
الصُُلْحُ المُعاوَضَة
|
: Akad shuluh dengan cara mengganti barang yang disengketakan.
|
الصلح الحَطيْطَة
|
: Akad shuluh dengan cara mengambil sebagian barang yang disengketakan.
|
v Ijaroh (Sewa)
الإجارَةُ
|
: Akad sewa.
|
إِجارَةُ عيْنٍ
|
: Akad sewa manfaat yang berhubungan langsung dengan sesuatu yang telah disewa.
|
إجارة في الذّمّةِ
|
: Akad sewa benda yang tidak berhubungan langsung dengan sesuatu yang disewa tapi manfaatnya masih dalam tanggungan.
|
أُجْرةُ الْمِثْلِ
|
: Ongkos yang berlaku pada sebuah daerah dan pada waktu itu.
|
v Hibah (Pemberian Cuma-Cuma)
الهبَةُ
|
: Pemberian tanpa imbalan pada seseorang dengan serah terima.
|
الصّدَقَةُ
|
: Pemberian tanpa ada imbalan untuk mendapatkan pahala, tanpa menyebutkan serah terima.
|
الهدِيَّةُ
|
: Pemberian tanpa ada imbalan untuk memuliyakan tanpa memakai serah terima.
|
الإِباحةُ
|
: Memperbolehkan seseorang untuk mengambil barang.
|
هِبَةٌ بالثّوَابِ
|
: Pemberian dengan mensya-ratkan imbalan.
|
نقْلُ اليَدِ
|
: Pemindahan kekuasaan.
|
v Waqaf
الوَقْفُ
|
: Melepaskan hak milik benda yang bisa diambil manfaatnya tanpa mengurangi bendanya.
|
المسْجِد
|
: Tempat yang disediakan untuk sholat dan bisa digunakan untuk I’tikaf.
|
المُصلَّى
|
: Tempat yang disediakan untuk sholat namun tidak bisa dibuat tempat untuk I’tikaf .
|
الناظِرُ
|
: Orang yang bertugas mengurusi, meramaikan masjid, menyewakan benda wakaf, merawat mauquf dan penghasilannya sekaligus membagikan pada orang yang berhak menerima.
|
النّاظر الخص
|
: Orang yang ditunjuk menjadi nadzir.
|
الناظر العام
|
: Imam, Qodli, Hakim, Ulama’.
|
v Nikah
الوَلِى المُجبِرُ
|
: Wali yang berhak memaksa bikr (perawan) untuk menikah.
|
المَهْرُ / الصَدَقُ
|
: Manfaat atau harta yang wajib diserahkan kepada istri dengan sebab nikah, wathi’ syubhat atau mati.
|
المهْر المُسمَّى
|
: Mahar yang disebutkan pada waktu akad nikah.
|
المهر المِثْل
|
: Mahar yang biasa diberikan pada perempuan yang sederajat dengan istri.
|
نِكاحُ المُتْعة
|
: Nikah yang dibatasi dengan waktu.
|
نكاح المُحلل
|
: Akad nikah dengan perjanjian ketika sudah disetubuhi akan ditalaq kembali.
|
نكاح الشِّغار
|
:
Pernikahan dengan perjanjian wali menikahkan anaknya atau saudara
perempuan, maka si suami akan mengganti dengan anak saudara
perempuannya untuk dinikahi si wali dengan meniadakan mahar yang wajib
dibayar oleh keduanya.
|
البِكْر
|
: Perempuan yang belum pernah diwathi’ baik dengan cara halal atau haram.
|
الثَيبُ
|
: Perempuan yang hilang selaput darahnya dengan sebab di wathi’ baik dengan cara halal atau haram.
|
العنَّة
|
: Impotensi baik karena faktor psykis atau lemahnya syaraf-syaraf penis.
|
وطْءُ الشّبْهَة
|
: Mengauli wanita lain yang disangka istri/amatnya (budak perempuan).
|
الطّلاق البدعى
|
:
Mentalaq istri yang tidak hamil pada waktu haid/nifas dan pernah
digauli atau pada waktu suci dan sudah digauli pada waktu suci
tersebut.
|
الطّلاقُ السُّنِّى
|
: Mentalaq istri yang belum pernah digauli pada waktu suci tersebut atau ketika haidl sebelumnya.
|
الطلاق الجائز
|
: Mentalaq istri yang belum pernah digauli atau yang sudah mencapai menaupose, atau ketika hamil atau waktu kecil.
|
الطلاق الباَئِنِ
|
: Thalaq yang tidak bisa dirujuk kembali, kecuali dengan memperbaharui akad nikah dan dengan adanya muhallil.
|
الخُلْعُ
|
: Perceraian berdasarkan permintaaan istri dengan syarat menyerahkan ganti rugi pada suami.
|
المحَلِّلُ
|
: Lelaki yang menikahi perempuan yang tertalaq tiga, dengan tujuan bisa dinikahi oleh suami pertama.
|
العدَّةُ
|
: Masa penantian seorang wanita yang ditinggal mati atau diceraikan suaminya atau wathi’ syubhat.
|
الاِسْتِبْراءُ
|
: Masa penantian seorang budak perempuan disebab-kan berganti tuan, dimerdeka-kan atau dithalaq suaminya.
|
الإحْدَادُ
|
: Tidak merias diri karena ditinggal mati suaminya.
|
البَرَصُ
|
: Warna putih kulit yang menghilangkan merah darah-nya kulit dan daging sekitar-nya.
|
الرَتَقُ
|
: Tertutupnya lubang vagina disebabkan daging.
|
القرن
|
: Tertutupnya lubang vagina disebabkan tulang.
|
النشُوزُ
|
: Tidak menta’ati segala kewajiban terhadap suami.
Sumber : http://carastaga.blogspot.com/2011/04/istilah-istilah-dalam-kitab-kuning.html
|
istilah ukuran dalam kitab fiqh
istilah ukuran dalam kitab fiqh
no
|
istilah ukuran fiqih
|
keterangan
|
1
|
1 sho' gandum ( hintoh)menurut annawawi
|
1862,18 gram
|
2
|
mud gandum (hintoh)
menurut annawawi
|
465,54 gram
|
3
|
1 sho' beras putih
|
2719,19 gram
|
4
|
1 mud beras
|
679,79 gram
|
5
|
1 qiradh menurut imam
hanafi
|
0,263 gram
|
1 qiradh menurut imam
tsalasah
|
0,215 gram
|
|
6
|
1 dirham menurut imam
hanafi
|
3,770 gram
|
versi imam tsalasah
|
2,715 gram
|
|
7
|
1 mitsqol menurut imam
hanafi
|
5,388 gram
|
menurut imam tsalasah
|
3,879 gram
|
|
8
|
1 daniq
|
0,430 gram
|
9
|
1 diro' al mu'tadil
menurut jumhur ulama'
|
48 cm
|
menurut imam nawawi
|
44,720 cm
|
|
menurut imam rofi'i
|
44,820 cm
|
|
menurut ahmad hasan
almisry
|
44,0125 cm
|
|
10
|
1 dziro' al hasyimi
menurut al ma'mun
|
41,666625 cm
|
menurut kitab fiqh al
islami
|
61 , 6 cm
|
|
11
|
rithl al bagdadi menurut
imam hanafi
|
490,65 gram
|
menurut imam malik
|
347,55 gram
|
|
menurut imam ahmad
|
349,16 gram
|
|
menurut imam nawawi
|
349,16 gram
|
|
menurut imam rofi'I
|
353,49
|
|
12
|
air 2 qullah menurut imam
nawawi
|
174,580 lt ( kubus -+55,9 cm )
|
menurut ahli iraq
|
255,325 lt ( kubus -+63,4
cm)
|
|
menurut mayoritas
ulama'
|
216 lt ( kubus
-+60 cm)
|
|
menurut imam rofi'I
|
176,245 lt ( kubus -+
66,1 cm)
|
|
13
|
1 mud air tawar jernih
|
786 gram
|
14
|
1 uqiyyah ,urfii
|
41,376 gram
|
15
|
1 thasuh
|
0,107 gram
|
16
|
1 qinthor
|
49651,2 gram
|
17
|
1 atsar menurut imam
hanafi
|
26,46 gram
|
menurut syafi'I , ahmad
,maliki
|
17,455 gram
|
|
18
|
1 mud dalam volume
menurut syafi'I maliki hambali
|
0,766 lt ( kubus -+ 9,2 cm)
|
19
|
1 sho' dalam volume
menurut imam syafi'I ahmad,maliki
|
3,145 lt ( kubus -+ 14,65 cm)
|
20
|
1 washaq dalam volume
versi imam syafi'I, ahmad ,maliki
|
188,712 lt ( kubus -+ 57 ,32 cm)
|
istilah ukuran dalam kitab fiqh
istilah ukuran dalam kitab fiqh
no
|
istilah ukuran fiqih
|
keterangan
|
1
|
1 sho' gandum ( hintoh)menurut annawawi
|
1862,18 gram
|
2
|
mud gandum (hintoh)
menurut annawawi
|
465,54 gram
|
3
|
1 sho' beras putih
|
2719,19 gram
|
4
|
1 mud beras
|
679,79 gram
|
5
|
1 qiradh menurut imam
hanafi
|
0,263 gram
|
1 qiradh menurut imam
tsalasah
|
0,215 gram
|
|
6
|
1 dirham menurut imam
hanafi
|
3,770 gram
|
versi imam tsalasah
|
2,715 gram
|
|
7
|
1 mitsqol menurut imam
hanafi
|
5,388 gram
|
menurut imam tsalasah
|
3,879 gram
|
|
8
|
1 daniq
|
0,430 gram
|
9
|
1 diro' al mu'tadil
menurut jumhur ulama'
|
48 cm
|
menurut imam nawawi
|
44,720 cm
|
|
menurut imam rofi'i
|
44,820 cm
|
|
menurut ahmad hasan
almisry
|
44,0125 cm
|
|
10
|
1 dziro' al hasyimi
menurut al ma'mun
|
41,666625 cm
|
menurut kitab fiqh al
islami
|
61 , 6 cm
|
|
11
|
rithl al bagdadi menurut
imam hanafi
|
490,65 gram
|
menurut imam malik
|
347,55 gram
|
|
menurut imam ahmad
|
349,16 gram
|
|
menurut imam nawawi
|
349,16 gram
|
|
menurut imam rofi'I
|
353,49
|
|
12
|
air 2 qullah menurut imam
nawawi
|
174,580 lt ( kubus -+55,9 cm )
|
menurut ahli iraq
|
255,325 lt ( kubus -+63,4
cm)
|
|
menurut mayoritas
ulama'
|
216 lt ( kubus
-+60 cm)
|
|
menurut imam rofi'I
|
176,245 lt ( kubus -+
66,1 cm)
|
|
13
|
1 mud air tawar jernih
|
786 gram
|
14
|
1 uqiyyah ,urfii
|
41,376 gram
|
15
|
1 thasuh
|
0,107 gram
|
16
|
1 qinthor
|
49651,2 gram
|
17
|
1 atsar menurut imam
hanafi
|
26,46 gram
|
menurut syafi'I , ahmad
,maliki
|
17,455 gram
|
|
18
|
1 mud dalam volume
menurut syafi'I maliki hambali
|
0,766 lt ( kubus -+ 9,2 cm)
|
19
|
1 sho' dalam volume
menurut imam syafi'I ahmad,maliki
|
3,145 lt ( kubus -+ 14,65 cm)
|
20
|
1 washaq dalam volume
versi imam syafi'I, ahmad ,maliki
|
188,712 lt ( kubus -+ 57 ,32 cm)
|
istilah ukuran dalam kitab fiqh
istilah ukuran dalam kitab fiqh
no
|
istilah ukuran fiqih
|
keterangan
|
1
|
1 sho' gandum ( hintoh)menurut annawawi
|
1862,18 gram
|
2
|
mud gandum (hintoh)
menurut annawawi
|
465,54 gram
|
3
|
1 sho' beras putih
|
2719,19 gram
|
4
|
1 mud beras
|
679,79 gram
|
5
|
1 qiradh menurut imam
hanafi
|
0,263 gram
|
1 qiradh menurut imam
tsalasah
|
0,215 gram
|
|
6
|
1 dirham menurut imam
hanafi
|
3,770 gram
|
versi imam tsalasah
|
2,715 gram
|
|
7
|
1 mitsqol menurut imam
hanafi
|
5,388 gram
|
menurut imam tsalasah
|
3,879 gram
|
|
8
|
1 daniq
|
0,430 gram
|
9
|
1 diro' al mu'tadil
menurut jumhur ulama'
|
48 cm
|
menurut imam nawawi
|
44,720 cm
|
|
menurut imam rofi'i
|
44,820 cm
|
|
menurut ahmad hasan
almisry
|
44,0125 cm
|
|
10
|
1 dziro' al hasyimi
menurut al ma'mun
|
41,666625 cm
|
menurut kitab fiqh al
islami
|
61 , 6 cm
|
|
11
|
rithl al bagdadi menurut
imam hanafi
|
490,65 gram
|
menurut imam malik
|
347,55 gram
|
|
menurut imam ahmad
|
349,16 gram
|
|
menurut imam nawawi
|
349,16 gram
|
|
menurut imam rofi'I
|
353,49
|
|
12
|
air 2 qullah menurut imam
nawawi
|
174,580 lt ( kubus -+55,9 cm )
|
menurut ahli iraq
|
255,325 lt ( kubus -+63,4
cm)
|
|
menurut mayoritas
ulama'
|
216 lt ( kubus
-+60 cm)
|
|
menurut imam rofi'I
|
176,245 lt ( kubus -+
66,1 cm)
|
|
13
|
1 mud air tawar jernih
|
786 gram
|
14
|
1 uqiyyah ,urfii
|
41,376 gram
|
15
|
1 thasuh
|
0,107 gram
|
16
|
1 qinthor
|
49651,2 gram
|
17
|
1 atsar menurut imam
hanafi
|
26,46 gram
|
menurut syafi'I , ahmad
,maliki
|
17,455 gram
|
|
18
|
1 mud dalam volume
menurut syafi'I maliki hambali
|
0,766 lt ( kubus -+ 9,2 cm)
|
19
|
1 sho' dalam volume
menurut imam syafi'I ahmad,maliki
|
3,145 lt ( kubus -+ 14,65 cm)
|
20
|
1 washaq dalam volume
versi imam syafi'I, ahmad ,maliki
|
188,712 lt ( kubus -+ 57 ,32 cm)
|
istilah ukuran dalam kitab fiqh
istilah ukuran dalam kitab fiqh
no
|
istilah ukuran fiqih
|
keterangan
|
1
|
1 sho' gandum ( hintoh)menurut annawawi
|
1862,18 gram
|
2
|
mud gandum (hintoh)
menurut annawawi
|
465,54 gram
|
3
|
1 sho' beras putih
|
2719,19 gram
|
4
|
1 mud beras
|
679,79 gram
|
5
|
1 qiradh menurut imam
hanafi
|
0,263 gram
|
1 qiradh menurut imam
tsalasah
|
0,215 gram
|
|
6
|
1 dirham menurut imam
hanafi
|
3,770 gram
|
versi imam tsalasah
|
2,715 gram
|
|
7
|
1 mitsqol menurut imam
hanafi
|
5,388 gram
|
menurut imam tsalasah
|
3,879 gram
|
|
8
|
1 daniq
|
0,430 gram
|
9
|
1 diro' al mu'tadil
menurut jumhur ulama'
|
48 cm
|
menurut imam nawawi
|
44,720 cm
|
|
menurut imam rofi'i
|
44,820 cm
|
|
menurut ahmad hasan
almisry
|
44,0125 cm
|
|
10
|
1 dziro' al hasyimi
menurut al ma'mun
|
41,666625 cm
|
menurut kitab fiqh al
islami
|
61 , 6 cm
|
|
11
|
rithl al bagdadi menurut
imam hanafi
|
490,65 gram
|
menurut imam malik
|
347,55 gram
|
|
menurut imam ahmad
|
349,16 gram
|
|
menurut imam nawawi
|
349,16 gram
|
|
menurut imam rofi'I
|
353,49
|
|
12
|
air 2 qullah menurut imam
nawawi
|
174,580 lt ( kubus -+55,9 cm )
|
menurut ahli iraq
|
255,325 lt ( kubus -+63,4
cm)
|
|
menurut mayoritas
ulama'
|
216 lt ( kubus
-+60 cm)
|
|
menurut imam rofi'I
|
176,245 lt ( kubus -+
66,1 cm)
|
|
13
|
1 mud air tawar jernih
|
786 gram
|
14
|
1 uqiyyah ,urfii
|
41,376 gram
|
15
|
1 thasuh
|
0,107 gram
|
16
|
1 qinthor
|
49651,2 gram
|
17
|
1 atsar menurut imam
hanafi
|
26,46 gram
|
menurut syafi'I , ahmad
,maliki
|
17,455 gram
|
|
18
|
1 mud dalam volume
menurut syafi'I maliki hambali
|
0,766 lt ( kubus -+ 9,2 cm)
|
19
|
1 sho' dalam volume
menurut imam syafi'I ahmad,maliki
|
3,145 lt ( kubus -+ 14,65 cm)
|
20
|
1 washaq dalam volume
versi imam syafi'I, ahmad ,maliki
|
188,712 lt ( kubus -+ 57 ,32 cm)
|
EmoticonEmoticon