-->

HUKUM DONOR DARAH DALAM ISLAM



DONOR DARAH DALAM ISLAM
-. Dari sekian banyak kegiatan sosial, kita mengenal istilah donor darah (seperti pada masa akhir-akhir ini sering dilakukan penderita demam berdarah) yang pada prakteknya tidak mengenal SARA (Suku, Agama Ras dan golongan).
Pertanyaa­n :
  § Bagaiman hukum donor darah pada PMI (Palang Merah Indonesia) padahal darah tersebut berasal bukan dari orang islam saja dan dibutuhkan (dimanfaatkan) tidak hanya oleh orang islam saja ?
Jawaban :
  § Boleh
Keterangan diambil dari kitab :
  § AL-Fatawy al-Syar'iyyah Li al-Alamah al-Syaikh Muhammad hatban Mahluf hal 218
  § Ihkam al-Ihkam juz 3 hal 235
  § Mughny al-Muhtaj juz 1 hal 191 Dar al-Fikr
  § AL- Majmu' juz 9 hal 5-51 al-Maktabah al-Salafiyyah
§       الفتاوى الشرعية للعلامة الشيخ محمد حتبن محلوف  ص : 218
الدم المفسوح وان كان حرما شرعا بنص القران الا أن الضرورة الملجئة الى التداوى به تبيح الإنتفاع به فى العلاج ونقله من شخص الأخر متى قرر ذلك طبيب متدين حاذق وقد ذهب جمع من الفقهاء الى جواز التداوى بالمحرم والنقص إذا لم يكن هناك فاسد يفسده فى الأدوية المباحة الطاهرة فإذا رأى الطبيب المسلم الحاذق أن انقاد المريض متوقف على دم اليه من أخر جاز التداوى به شرعا والضرورة تبيح المحذورة اهــ.
Donor darah dan memanfaatkannya untuk berobat itu diperbolehkan hanya kalau sudah dalam keadaan dlorurot dan selama sudah mendapat rekomendasi dari dokter yang ahli dibidangnya. Golongan ulama' fiqh memilih diperbolehkannya berobat  dengan perkara yang harom jika tidak ada obat suci yang bisa menyembuhkannya. Ketika seorang dokter yang ahli meyakini bahwa pasien bisa sembuh hanya dengan transfusi darah dari orang lain maka menurut syara' diperbolehkan berobat dengan jalan tersebut dengan landasan kaidah " Dlorurot itu memperbolehkan perkara yang dilarang".
§       إحكام الأحكام الجزء الثالث  ص : 235
وردت أحاديث تدل على جواز قبول هدايا الكفار والإهداء لهم، منها ما رواه الإمام احمد بن حنبل والترمذى وحسنه والبزار عن على بن أبى طالب كرم الله وجهه أهدى كسرى لرسول الله صلى الله عليه وسلم فقبل منه وأهدى له قيصر وأهدت له الملوك فقبل منها.
Banyak hadits yang menjelaskan diperbolehkannya menerima hadiah dari orang-orang kafir dan memberi hadiah kepada mereka, diantaranya hadits yang diriwayatkan oleh imam Ahmad bi Hambal dan Turmudzi dan imam Bazar dari 'Ali bi abi Tholib Karromallohu wajhah : Raja Persi pernah memberi hadiah kepada Rosululloh dan beliau menerimanya, juga pernah menerima pemberian dari kaisar Romawi dan raja-raja lainnya.

Advertisement


EmoticonEmoticon